Leantoro.com. Cerita Pengalaman Pertama TJ Naik Pesawat Terbang. Kekonyolan pun dimulai, karena mendapatkan jadwal terbang pukul 8.40 wib.
Kami sekeluarga dari Pekalongan Lampung Timur harus berangkat pagi sekitar jam 7 mobil sudah siap, istri dan elsa serta saya sendiri sudah siap, nah giliran si TJ belum bangunnnnnn… OMG.. udah dibangunin, di cium-cium tetep aja gak mau bangun.
Akhirnya saya bopong aja tanpa mandi kemudian masuk mobil cuss menuju Bandara Raden Inten yang sekarang memiliki wajah baru lebih segar, ketimbang wajah TJ yang kunyel gak mandi dan masih ngiler, karena berat badan TJ 20 kg saya pun bermandikan keringat ketika membopongnya masuk mobil.
Mobil pun melaju cepat ke Bandara, TJ pun bangun dan di ganti baju oleh Ibunya, dibuatkan susu langsung teriak-teriak naik pesawat ketika mobil sudah hampir sampai di Bandara dan ternyata TJ melihat pesawat yang sedang loading.
Kamipun diantarkan sopir sampai di depan Bandara Raden Inten II (Maaf tak ada foto-fotonya karena ternyata si TJ udah ribut pengen masuk. Sayapun masuk dan segera masukkan koper ke bagasi karena sudah checkin jadi lebih cepat prosesnya karena tinggal cetak Boarding Pass Garuda Indonesia
Sembari nunggu pesawat TJ pun main di arena main anak-anak di ruang tunggu dekat Gate 3 bersama anak-anak lainnya dan sesekali ngajak melihat pesawat di bawah (kampungan yah) dan saya sendiri sempat ngobrol dengan beberapa orang india yang melakukan kegiatan konservasi di Way kambas meski gak lancar bahasa inggris tapi gak papa lah cas cis cus saja.. berhubung saya juga pernah bekerja di LSM sebagai tenaga lapangan jadi langsung nyambung.
On Time loh, ya iyalah Garuda selalu on time untuk schedule penerbangannya.. gak seperti Lion Air ini yang saya gunakan ketika pulang nya berakhir delay 3 jam dikasih snack dan makan malam.. ceritanya nanti saja ya.. kita Cerita Pengalaman Pertama TJ Naik Pesawat Terbang
Sebelum pesawat tinggal landas ternyata pihak Garuda juga memberikan hadiah merchendise untuk anak-anak, yakni Boneka Monyet, tentu saja hal ini membuat TJ jadi kegirangan dan lupa ketakutaannya pada suara mesin pesawat terbang (awalnya sempat gak mau masuk pesawat dan nangis)
Yang saya takutkan pun terjadi, bukan karena si TJ PUB atau Pipis (khan sudah make popok anti bocor) Si TJ gak betah duduk dan pengen bermain di koridor samping kursi Ibunya dan tentunya saya pegangi, meski sedikit menggangu para Pramugari yang hilir mudik (Maaf ya Mbak Pramugari).
si TJ akhirnya bisa diam ketika diberi Snack, gak lama TJ mulai gelisah karena gak betah duduk, eits dapat mainan baru yaitu mainin meja kecil lipat di balik kursi. hehehe. bosan dengan meja, akhirnya minta mainan pessawat yang dibawa, dan kemudian jelang sampai di Bandara Soekatno-hatta si TJ ribut pebgen duduk dekat jendela, akhirnya dipangku Elsa melihat luar jendela hingga pendaratan.
Sesampainya di Tempat pengambilan bagasi rasa ingin tahu TJ pun langsung datang mulai pegang-pengan karet (konveyor) tak luput dari tangannya, hingga Troli dorongan koper juga jadi sasaran rasa ingin tahunya, termasuk tempat ambil loket antrian untuk taxi di Bandara Sowkarno-Hatta Terminal 3.
Cuss, setelah dapat jatah taxi kamipun meluncur ke Jagakarsa (ke rumah Pakde/Uwak Istri) selama di taxi si TJ yang emang gak betah duduk, bolak balik pindah depan dan belakang, sampai kami harus meminta maaf kepada sang driver. untungnya dengan Taxi Bluebird jadi ramah lah drivernya… gak marah-marah mungkin diempet kali ya…
Karena rumah Pakde masuk gang dan gang dan jalan saya pusing ngingetnya.. akhirnya Pakde Parno kami biasa memanggilnya, menjemput kami di salah satu SPBU di Jagakarsa yang masuk wilayah Jakarta Selatan. Sejak 2013 kami kahirnya bisa kembali bertemu dengan Pakde Parno kakak sepupu dari ibu istriku.
Walaupun sebenarnya saya sering bolak balik Lampung – Jakarta dan Kantor tempat kerja saya terbilang cukup dekat dengan rumah Pakde karena kesibukan saya dan kesibukan beliau sebagai PNS di Pemda DKI yang sangat disiplin sulit untuk bertemu, paling mentok bertemu di Hotel tempat saya menginap.
Sekitar jam 3 Mbak Elsa ngajak untuk berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan, dengan 2 sepeda motor, kamipun melaju dijalanan sempit menuju Ragunan, karena jarak yang jauh-jauh maka akhirnya kami memutuskan berkeliling Ragunan dengan naik kereta saja. dan setelah puas kami kembali ke Rumah Pakde saat menjelang Magrib.
Akhirnya selepas magrib saya dan keluarga harus berpamitan karena harus meneruskan perjalanan ke hotel di kawasan Gajah Mada Jakarta yang lumayan jauh. Karena saya hanya menginstal aplikasi Gojek (ketika di Palembang) saya pun pesan Gocar untuk membawa kami ke FaveHotel Zainul Arifin, dengan kemacetan dimana-mana sekitar 2 jam kami tiba di Favehotel Zainul Arifin.
Bagaimana dengan TJ, hehe, karena kecapean mainan motor roda 3 milik tetangga Pakde TJpun terlelap dalam perjalanan sampai masuk kamar pun masih tidur hingga pagi, kemudian Elsa yang juga langsung terlelap dan istriku sementara itu, saya sendiri masih sibuk depan Laptop.
Saatnya terlelap, karena esok pagi Istri harus di rias oleh tata rias pengantin untuk ikut prosesi pernikahan secara Kristen Bethel di Tomang Raya, tapi kami gak ikut prosesi pernikahan secara China dan Secara Batak. Hanya ikut secara Kristen karena kami Katholik, jadi gak masalah ikut, karena perbedaan itu ah yang bisa menyatukan kita semua di NKRI.