Catatan Seorang Ojek Online

Life Style, News1,856 views

Leantoro.com. Catatan Seorang Ojek Online. 13 Jam yang lalu, firman aditya merilis sebuah catatan di wall facebooknya bagaimana seorang Firman Aditya mensyukuri rizki yang diberikan Tuhan, setiap hari sebagai seorang driver ojek online di Kota Metro, Lampung

Firman Aditya bukanlah orang biasa, saya mengenal beliau beberapa tahun yang lalu sebagai salah satu pengusaha warnet di Kota Metro, sederhana, ramah dan gaya yang simple hingga saat ini masih menjadi bagian dari diri Firman Aditya.

“Merinding” hal pertama yang saya rasakan setelah selesai membaca tulisan beliau di Wall Facebook Firman Aditya, tulisan yang tulus, dan sederhana namun memiliki makna yang sangat dalam, dibawah ini tulisan Beliau yang saya copas tanpa editing.

Suka duka Ojek Online yang telah digelutinya dalam setahun terakhir ini, membawa pesan dan makna yang dalam untuk kita, bahwa manusia harus senantiasa selalu bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan apapun bentuknya.

Catatan Seorang Ojek Online

Inilah ayahmu nak .. dengan sebuah motor matic , jaket hijau kombinasi hitam & sebuah hp yg ayah rekatkan diatas spedo , ayah telusuri meter permeter panjangnya jalan kota tak jarang ayah terobos padatnya jalanan kota . Sesekali ayah lirik hp ayah berharap ada yg menggunakan jasa ayahmu , kadang ayah tersenyum gembira baru berapa ratus meter berjalan sudah ada order masuk, terbayang lembar rupiah yg ayah akan trima tuk kalian jajan esok pagi di sekolah .
Tapi tak jarang ayah merasa putus asa saat sudah berpuluh KM berjalan hp ayah tetap diam membisu, namun senyum kalian difoto yg ayah jadikan walpaper membuat semangat ayah kembali menyala tuk trus berjuang demi orang” yg ayah cintai. Lelah yg ayah rasakan & keringat yg ayah teteskan adalah tuk kalian .
Emperan toko & rindang nya pohon jd tempat berteduh saat hujan mengguyur & panas yg menyengat .
Tak jarang ayah ditegur pemilik toko tuk tidak parkir dan berdiri didepan tokonya.
Kadang ayah gembira saat beberapa lembar puluhan bahkan 50K bisa ayah bawa pulang , tp jg tdk jarang ayah pulang dengan hati gundah saat pulang hingga larut malam hanya membawa beberapa lembar lima ribuan yg ada di dalam saku , namun saat sampai di rumah dan mlihat wajah” polos klian yg lelap dalam mimpi ayah brsyukur nak , masih bisa pulang dengan selamat dan berkumpul dengan kalian .
Ternyata rizkiku yg diberikan Allah tak harus berupa lembaran rupiah .
Bisa kembali pulang dan berkumpul bersama keluarga adalah sebuah nikmat yg tiada tara yg terkadang lupa kita syukuri